FmD4FRX3FmXvDZXvGZT3FRFgNBP1w326w3z1NBMhNV5=

Iklan

Your Ads Here
items

Mengenang Kematian



Puisi

Seorang anak kecil duduk termangu di bawah rembulan. 
Pikirannya terbang jauh mengenang sesuatu yang telah lama tidak ia rasakan. 

Harapnya menggebu pada kasih yang telah lalu.  Ia merindu sosok ibu. 

Ibu, padanya rindu. 

Kenangan akan kasih tak hingga. 
Tanpa lelah dan penuh cinta. 

Tak kunjung reda ia menangis menghiba diri  dalam hati sanubari, untuk cinta kasih yang telah lama pergi. 
Nun, ibunya sudah mati menyisakan sepi yang mengoyak hati. 

Seoarang anak menyusuri jalan mencari sisa-sisa kehangatan ibunya.

Oh, malam yang datang dan memberi luka di dada. 
Seakan digenggamnya malam itu, meski hati dipenuhi duka.

Dengan hati dipenuhi kecemasan, ia berharap semua ini hanya khayalan. 
Jiwa kecilnya didera penderitaan, mengenang kepedihan. 
Ingin ia menolak takdir yang begitu pelik.
Tapi rencana tuhan terlalu baik. 

Anak kecil dengan jantung kecil, hancur oleh kenyataan merasakan duka begitu dalam. 

Sedikit harapan, diantara kegelapan. 
Ia berusaga tegar. 
"Aku merindukanmu ibu, di sini aku duduk membatu membiru. Ingin rasanya aku tidur bersama dipersinggahan terakhimu," ucap si anak lirih menghiba diri. 

"Jangan membuatku sedih, ibu." 


Penulis : Syifa Fadilah

0/Post a Comment/Comments

73745675015091643

Recent

Your Ads Here